13.26
By
Unknown
0
komentar
METODE KUALITATIF
Penelitian
dalam ilmu-ilmu sosial, selama ini mengenal dua paradigma dalam
mendekati masalah. Paradigma ini membantu peneliti dalam memahami
tentang fenomena sosial, bagaimana ilmu pengetahuan dapat terbentuk, dan
apa yang mempengaruhi masalah, pemecahannya, serta kriteria dari
bukti-bukti ilmiah yang ditemukan (Creswell, 1994). Paradigma pertama
adalah positivisme dan kedua adalah fenomenologis (Taylor dan Bogdan,
1984; Dooley, 1984; Orford, 1992). Pada paradigma pertama, pemahaman
tentang permasalahan sosial didasari pada pengujian teori yang disusun
dari berbagai variabel, pengukuran yang melibatkan angka-angka, dan
dianalisa menggunakan prosedur statistik. Paradigma ini konsisten dengan
apa yang disebut pendekatan kuantitatif, dengan tujuan untuk meramalkan
generalisasi suatu teori.
Paradigma yang kedua, konsisten sebagai pendekatan kualitatif (qualitative approach), didefinisikan sebagai:
- … an inquiry process of understanding a social or human problem, based on building a complex, holistic picture, formed with words, reporting detailed views of information, and conducted in a natural setting (Creswell, 1994:2),
- … the broadest sense to research that produces descriptive data: people’s own written or spoken words and observable behaviors (Taylor dan Bodgan, 1984:5)
Jadi,
penelitian kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami
masalah sosial yang didasari pada penelitian yang menyeluruh (holistic),
dibentuk oleh kata-kata, dan diperoleh dari situasi yang alamiah. Pada
penelitian kualitatif, peneliti berusaha memahami subyek dari kerangka
berpikirnya sendiri (Taylor dan Bogdan, 1984; Creswell, 1994). Dengan
demikian, yang penting adalah pengalaman, pendapat, perasaan dan
pengetahuan partisipan (Patton, 1990). Oleh karena itu, semua perspektif
menjadi bernilai bagi peneliti. Peneliti tidak melihat benar atau
salah, namun semua data penting. Pendekatan ini sering disebut juga
sebagai pendekatan yang humanistik, karena peneliti tidak kehilangan
sisi kemanusiaan dari suatu kehidupan sosial. Peneliti tidak dibatasi
lagi oleh angka-angka, perhitungan statistik, variabel-variabel yang
mengurangi nilai keunikan individual (Taylor dan Bogdan, 1984).
Metode
yang digunakan dalam pendekatan ini tidak kaku dan tidak
terstandarisasi. Penelitian kualitatif sifatnya fleksibel, dalam arti
kesesuaiannya tergantung dari tujuan setiap penelitian. Walaupun
demikian, selalu ada pedoman untuk diikuti, tapi bukan aturan yang mati
(Cassel dan Symon, 1994; Strauss, 1987; Taylor
dan Bogdan, 1984). Jalannya penelitian dapat berubah sesuai kebutuhan,
situasi lapangan serta hipotesa-hipotesa baru yang muncul selama
berlangsungnya penelitian tersebut.
Ada
berbagai macam pendapat yang dikemukakan oleh sejumlah penulis mengenai
kapan pendekatan kualitatif digunakan. Sebagian besar penulis (mis.
Creswell 1994; Patton, 1990; Strauss, 1987; Taylor dan
Bogdan, 1984) mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif digunakan bila
peneliti ingin memahami sudut pandang partisipan secara lebih mendalam,
dinamis dan menggali berbagai macam faktor sekaligus. Selain itu
Creswell (1994) menambahkan bahwa pendekatan kualitatif tepat digunakan
dalam situasi yang informal, di mana hal ini dimungkinkan oleh topik
yang peka bagi informan, latar belakang demografis (pendidikan, tempat
tinggal dan sebagainya) tertentu, dan hal lain yang menyebabkan
pendekatan kuantitatif sulit diterapkan.
Asumsi-Asumsi Dasar
Untuk memulai suatu penelitian kualitatif, Creswell (1994) menyarankan
agar peneliti merumuskan terlebih dahulu asumsi-asumsi dasar pendekatan
kualitatif yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
peneliti tetap konsisten dengan sejumlah aturan umum dari pendekatan
kualitatif sehingga jalannya penelitian sesuai dengan tujuan penelitian
dan kerangka metode yang digunakan. Beberapa asumsi dasar yang sering
dijadikan acuan adalah sebagai berikut.
Tidak
mementingkan angka, atau kuantifikasi fenomena. Diasosiasikan dengan
kumpulan dan analisa data yang berupa kata-kata atau observasi langsung
terhadap tingkah laku. Jadi fokusnya adalah lebih pada interpretasi
daripada kuantifikasi (Cassel dan Symon, 1994;
Patton, 1994). Tidak memaksakan klasifikasi awal yang kaku pada
sekumpulan data (Cassel dan Symon, 1994). Informan adalah partisipan
yang bukan hanya sekedar obyek dari kecurigaan ilmiah. Informan
mengambil sikap yang lebih proaktif dalam proses penelitian (Cassel dan
Symon, 1994).
Sangat menerima subyektifitas, sehingga yang bernilai adalah perspektif partisipan dan interpretasinya terhadap situasi (Cassel dan
Symon, 1994). Memungkinkan fleksibilitas dalam proses penelitian.
Respons terhadap konseptualisasi individu tentang dirinya berhubungan
dengan kemungkinan untuk merumuskan hipotesa baru dan mengubah hipotesa
lama sejalan dengan kemajuan penelitian. Intervensi peneliti dapat
berubah-ubah sejalan dengan perubahan sifat konteks situasi (Cassel dan
Symon, 1994; Strauss, 1987; Taylor dan Bogdan, 1984). Proses penelitian
dilihat sebagai proses sosial yang sangat dipengaruhi oleh
pilihan-pilihan yang diambil peneliti seiring dengan perkembangan
penelitian (Cassel dan Symon, 1994).
Penelitian kualitatif lebih tertarik pada arti (meaning),
yaitu bagaimana partisipan menghayati hidupnya, pengalamannya, dan cara
mereka mengekspresikannya (Creswell. 1994; Patton 1990). Peneliti
kualitatif terlibat secara aktif dalam pengumpulan data, yaitu secara
fisik menemui partisipan, lingkungannya, serta institusi tempatnya
berada, dalam suatu situasi yang alamiah (Creswell,1994; Cassel dan
Symon, 1994; Patton, 1990). Penelitian kualitatif adalah penelitian
deskriptif, di mana peneliti lebih tertarik dengan proses, arti dan
pemahaman tentang pengalaman serta penghayatan subyektif partisipan
(Creswell, 1994; Patton, 1990).
Jenis Penelitian
Dalam
pendekatan kualitatif, terdapat sejumlah jenis penelitian (Creswell,
1994; Patton, 1990). Jenis penelitian di dalam pendekatan kualitatif
penting untuk dirumuskan terlebih dahulu agar tujuan penelitian dengan
pendekatan kualitatif dapat terdefinisi dengan baik. Pemahaman jenis
penelitian juga membantu peneliti untuk menyusun pertanyaan yang akan
disampaikan kepada partisipan. Creswell (1994) menyebutkan empat jenis penelitian dalam pendekatan kualitatif, yakni:
- Etnografi: dalam penelitian ini yang dipelajari adalah kelompok budaya dalam konteks natural selama periode tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui budaya kelompok tersebut,
- Grounded Theory: yang diupayakan dalam penelitian ini adalah menyimpulkan suatu teori dengan menggunakan tahap-tahap pengumpulan data dan saling menghubungkan antara kategori informasi. Karakteristik dari jenis ini adalah pembandingan antar data dari berbagai kategori dan penggunaan sampel yang berbeda dari kelompok populasi untuk memaksimalkan persamaan dan perbedaannya,
- Studi Kasus: yang digali adalah entitas tunggal atau fenomena (kasus) dari suatu masa tertentu dan aktivitas (bisa berupa program, kejadian, proses, institusi atau kelompok sosial), serta mengumpulkan detil informasi dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kasus itu terjadi,
- Studi Fenomenologi: dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengalaman manusia melalui deskripsi dari orang yang menjadi partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup partisipan.
Subyek Penelitian
Dalam pendekatan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk subyek penelitian.
Ada yang mengistilahkan informan, karena informan memberikan informasi
tentang suatu kelompok atau entitas tertentu, dan informan bukan
diharapkan menjadi representasi dari kelompok atau entitas tersebut.
Istilah lainnya adalah partisipan. Partisipan digunakan terutama apabila
subyek mewakili suatu kelompok tertentu, dan hubungan antara peneliti
dengan subyek penelitian dianggap bermakna bagi subyek. Ada juga yang
tetap dengan istilah subyek. Apapun istilahnya, yang terpenting adalah
bagaimana hubungan peneliti dengan subyek penelitiannya. Subyek
bagaimanapun dipandang sebagai seorang individu yang bermartabat dengan
pribadi yang utuh, dan bukannya sekedar sumber informasi atau obyek
penelitian.
Metode Pemilihan Partisipan
Menurut Patton (1990) terdapat dua teknik pemilihan partisipan (sampling strategies) dalam penelitian kualitatif. Pertama adalah random probability sampling,
yaitu pengambilan sampel dari populasi secara random dengan
memperhatikan jumlah sampel, dengan tujuan agar sampel dapat
digenaralisasikan kepada populasi. Kedua adalah purposeful sampling, di mana sampel dipilih tergantung dengan tujuan penelitian tanpa memperhatikan kemampuan generalisasinya.
Jumlah Partisipan
Dalam
penelitian kualitatif, apalagi studi kasus, tidak ada aturan yang baku
tentang jumlah minimal dari partisipan (Patton, 1990). Namun Glaser dan
Strauss dalam Gilgun (1992) menentukan bahwa penghentian pengumpulan
data dilakukan bila peneliti tidak lagi menemukan informasi baru.
Tapi Gilgun (1992) sendiri menyatakan bahwa jarang ditemukan suatu
kondisi di mana tidak ada lagi informasi baru sama sekali. Data selalu
dalam kondisi tentatif dan terbuka terhadap modifikasi data yang lain.
Pertimbangan yang lebih pragmatis kadang-kadang juga dapat
dipertangungjawabkan. Pertimbangan ini termasuk masalah keterbatasan
waktu dan dana.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
pendekatan kualitatif dikenal berbagai macam teknik pengumpulan data.
Secara singkat, teknik-teknik pengumpulan data itu dapat terlihat di
dalam uraian berikut ini.
Gather
observational notes by conducting an observation as a participant.
Gather observational notes by conducting an observation as an observer.
Conduct an unstructured, open-ended interview and take interview notes.
Conduct an unstructured, open-ended interview, audiotape to interview,
and transcribe the interview. Keep a journal during research study. Have
an informant keep a journal during research study. Collect personal
letters from informants. Analyze public documents (e.g., official memos,
minutes, archival material). Examine autobiographies and biographies.
Examine physical trace evidence (e.g., footprints in the snow).
Videotape a social situation or an individual / group. Examine
photographs or videotapes. Have informants take photographs or
videotapes. Collect sounds ( e.g., musical sounds, a child’s laughter,
can horns honking). (Creswell, 1994 :149).
Persiapan yang perlu dilakukan
Tahap persiapan dilakukan berdasarkan parameter pengumpulan data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984), yaitu:
- The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan,
- The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan,
- The events, menyusun protokol wawancara, meliputi: (a) pendahuluan; (b) pernyataan pembuka; (c) pertanyaan kunci; dan (d) probing. Pada bagian ini peneliti akan memanfaatkan hasil pada bagian kedua untuk membuat kalimat pendahuluan dan pernyataan pembuka, serta hasil penyusunan pedoman wawancara sebagai pertanyaan kunci,
- The process, berdasarkan persiapan pada bagian pertama sampai ketiga, maka disusunlah strategi pengumpulan data secara keseluruhan. Strategi ini mencakup seluruh perencanaan pengambilan data mulai dari kondisi, strategi pendekatan dan bagaimana pengambilan data dilakukan.
Analisis Data
Analisis
data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga
dapat dipahami. Patton (1990) berpendapat bahwa tidak ada cara yang
paling benar secara absolut untuk mengorganisasi, menganalisis, dan
menginterpretasikan data kualitatif. Karena itu, maka prosedur analisis
data dalam penelitian ini didasarkan kepada sejumlah teori (Creswell,
1994; Patton, 1990; Bogdan dan Taylor, 1984)
dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisis dilakukan terhadap
data berdasarkan logika induktif. Analisis akan bergerak dari sesuatu
hal yang khusus atau spesifik, yaitu yang diperoleh di lapangan, ke arah
suatu temuan yang bersifat umum, yang akan muncul lewat analisis data
berdasarkan teori yang digunakan.
DAFTAR RUJUKAN
Cassell, C., Symon, G. 1994. Qualitative Methods in Organizational Research. London: Sage.
Creswell, J. W. 1994. Research Design: Quantitative And Qualitative Approach. London : Sage.
Gilgun, J. 1992. Definition, Methodologies and Methods in Qualitative Family Research. Dalam J. Gilgun, K. Daly and G. Handel (editors). Qualitative Methods in Family Research. Newbury Park: Sage.
Miles, M. B., Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: Sage.
Patton, M. Q. 1990. Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury Park: Sage.
Strauss, A. L. 1987. Qualitative Anaysis for Social Scientists. New York: Cambridge University Press.
Taylor, S. J., Bogdan, R. 1984. Introduction to Qualitative Reserach Methods: The Search for Meaning. New York : John Wiley and Sons.
0 komentar: